Alasan Kenapa Sebaiknya Tidak Menabung di Bank
vemuda.com - Hai ketemu lagi di blog kami yang sangat sederhana sekali ini. Kali ini kita akan membahas tentang alasan supaya kita sebaiknya tidak usah menabung di bank. Ini bukan cuci otak, tapi mengajak Anda untuk berpikir sejenak supaya mendapatkan sedikit pencerahan mengenai hal ini.
Dari kecil, kita sudah dicuci otaknya untuk menabung di bank. Kita tidak usah bicara susah-susah, ribet-ribet tentang apa itu investasi, kita akan bicara tentang sesuatu yang kami yakin semua orang yang cukup umur sudah pernah melakukan hal ini, yaitu menabung di bank.
![]() |
Source: unsplash.com oleh Jonathan Cooper |
Dulu kita ingin cepat-cepat mencapai umur 17 tahun supaya bisa mendapatkan KTP, karena dengan KTP kita jadi bisa membuka rekening tabungan yang nantinya di ujungnya akan dikasih kartu ATM dan hal itu membuat hati senang sekali pada masa itu.
Kami tidak bilang menabung di bank itu salah, kita perlu menabung atau sedia uang di bank untuk kegiatan sehari-hari. Untuk nyimpan dana darurat atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, untuk misalnya tiba-tiba butuh uang buat belanja, bukankah mudah, tinggal cari ATM, lalu diambil uangnya, kalau ada saldonya.
Betul bahwa menabung di bank itu akan mendapatkan bunga bank, uang yang kita miliki di situ akan bertambah dikarenakan bunga tersebut.
Misalnya bunga 5 persen, uang kita yang tadinya Rp. 1.000.000 juta dapat bunga 5 persen, jadi Rp. 1.050.000 nantinya di tahun depan.
Tapi apakah Anda tahu bunga bank itu berapa besarannya? Nah, jika Anda tidak tahu, coba Anda simak postingan ini sampai habis.
Ini gambar yang kami ambil dari tirto.id. Anda bisa melihat sendiri, ada biaya administrasi, biaya administrasi kartu ATM bulanan, lalu ada biaya penggantian kartu ATM kalau hilang, dan juga ada bunga. Ini merupakan data rangkuman dari bank BNI, BRI, Mandiri, BTN, dan BCA.
![]() |
Source: tirto.id |
Pada beberapa bank, ada minimal 2 biaya yang harus kita bayar. Yang pertama itu biaya administrasi bulanan. Yang kedua adalah biaya administrasi kartu ATM bulanan. Ini kan lumayan bervariasi, kita sama ratakan saja, biaya bulanan yang keluar dari masing-masing bank adalah Rp. 15.000.
Misalkan saja kita punya uang Rp. 2.000.000 di bank. Setelah 1 tahun, uang tersebut pasti kena biaya bulanan Rp. 15.000 tadi. Kita kalikan 12 bulan, jadinya Rp. 180.000. Uang Rp. 2.000.000 kita tadi di setelah 12 bulan akan tersisa Rp. 1.820.000.
Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu itu telah tiba, bank memberikan bunganya. Mari kita lihat besaran bunga yang masing-masing bank tawarkan. Ternyata, dari daftar yang tersedia, bunga bank itu cuma diantara 0,25 persen sampai 0,7 persen setahun.
Oke sekarang kita hitung saja, dengan sisa uang akhir tahun yang kita miliki tadi. Rp. 1.820.000 dikalikan dengan bunganya, kita ambil bunga rata-ratanya saja, ada di sekitar 0,7 persen, yaitu Rp. 1.820.000 dikalikan dengan 0,7 persen sama dengan Rp. 12.740.
Lalu kita tambahkan ke uang kita tadi. Uang kita kan tadi Rp. 1.820.000, sekarang ditambah 12.740, hasilnya adalah Rp. 1.832.740.
Lihat, dari sini kita tahu, uang kita yang Rp. 2.000.000 di awal tahun tadi, ternyata di akhir tahun uangnya malah jadi tersisa Rp. 1.832.740. Untuk menutup biaya administrasinya saja sebulan itu belum cukup dari bunga yang diterima.
Lalu muncul ucapan, "Itu kan karena cuma nabung Rp. 2.000.000, bunganya tidak terasa kalau cuma nabung Rp. 2.000.000 saja. Coba kalau nabung Rp. 20.000.000, pasti bunganya terasa". Ah yang benar nih?
Oke kita hitung lagi saja. Rp. 20 juta dikurangi Rp. 180.000 ribu biaya bulanan. Hasilnya adalah 19.820.000, lalu dikalikan dengan 0,7 persen untuk bunganya yang kita dapat, itu adalah Rp. 138.000. Lalu Rp. 19.820.000 ditambah dengan Rp. 138.000, hasilnya adalah Rp. 19.958.000.
Ternyata hasilnya berkurang juga, baik itu menabung Rp. 2.000.000 atau Rp. 20.000.000 hasilnya tetap berkurang dibandingkan dengan uang kita di awal tahun.
Anda bisa menilai sendiri, parahnya lagi, jika dalam rekening Anda uangnya cuma Rp. 1.000.000 atau di bawahnya, itu malah tidak kena bunga, kena nya 0 persen, benar-benar cuma kena biaya administrasi bulanan saja.
Untuk mengimbangi pengeluaran akibat biaya administrasi bulanan, kita butuh uang di bank itu setidaknya harus terisi sebanyak Rp. 25.700.000, itu juga kalau misalnya bank tersebut memberikan bunga sebesar 0,7 persen. Itu semata-mata cuma bertujuan supaya duitnya tidak termakan habis oleh biaya administrasi.
Menabung di bank meskipun bunganya kecil tentu itu bisa menghindarkan kita dari menyimpan manual di rumah dengan segala resikonya, sayak hilang, basah, atau kami pernah dengar waktu itu dimakan rayap uangnya.
Tapi dari cerita kami di atas, kami harap Anda bisa mendapatkan poinnya, bahwa sebenarnya uang yang Anda taruh di bank itu cuma diam saja, bahkan cenderung nilainya turun. Karena apa?
Yang pertama, jelas sekali karena biaya administrasi bulanan. Yang kedua, karena inflasi. Inflasi itu sederhananya, Anda dulu naik angkot Rp. 3.000, sekarang naik angkot itu harganya Rp. 5.000 sampai 6.500 untuk jarak yang sama, itulah inflasi.
Kalau menabung di bank ternyata faktanya seperti itu, pertanyaan kami adalah, apakah nggak sebaiknya kita menyisihkan waktu untuk belajar cara menyimpan uang dalam bentuk yang lain? Deposito misalnya? Atau obligasi? Atau saham?
Jika Anda setelah lihat postingan ini cukup kecewa dengan bunga bank yang ternyata tidak begitu besar, apalagi setelah dipotong biaya bulanan lagi setiap bulannya, Anda bisa share postingan ini ke teman-teman Anda yang lain supaya Anda tidak merasa kecewa sendirian.
Kami harap postingan singkat ini dapat memberikan Anda sudut pandang yang lain tentang menabung di bank.
Oke sementara itu saja dulu, sampai bertemu di postingan selanjutnya. Semoga bermanfaat. Terima kasih banyak telah membaca postingan kami.
Post a Comment for "Alasan Kenapa Sebaiknya Tidak Menabung di Bank"