Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Pengertian Dividen dan Cara Menghitungnya

vemuda.com - Hai sobat, selamat berjumpa lagi di blog kami yang sederhana ini. Pada kesempatan sebelumnya kita telah membahas tentang alasan kenapa analisa fundamental saham itu penting. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian dividen. Tanpa bertele-tele, mari kita mulai saja pembahasannya.

Anda tahu tidak sih? di pertengahan juli 2020, pak Sandiaga Uno dapat uang 32 miliar hanya dari dividen sahamnya di Saratoga. Lumayan ya?

Saham
Source: unsplash.com oleh Yiorgos Ntrahas

1 lagi nih, di bulan Mei, masih di tahun yang sama tahun 2020, pak Lo Kheng Hong dapat dividen 16,4 miliar dari kepemilikan sahamnya di Petrosea. Mantap ya? Dividen nya saja setara dengan uang yang dikorupsi  mentri sosial kita baru-baru ini.

Tapi ngomong-ngomong, ketika dapat informasi seperti itu, si A dapet dividen, si B dapet dividen juga, kami mau bertanya, Anda sendiri tahu tidak apa itu dividen?

Bulan apa ya dapatnya? Dan saham apa saja sih yang bagi-bagi dividen? Dalam post ini kami akan jelaskan apa itu dividen, terus istilah-istilah yang berhubungan dengan dividen, dan yang terakhir kami akan coba list saham-saham mana aja yang rutin memberi dividen tiap tahun. Karena tidak semua membagi dividen, dan tidak semua saham yang memberi dividen itu rutin memberi.

Selain dari capital gain atau selisih harga beli dan jual saham, kita bisa dapat keuntungan dari yang namanya dividen. Untuk menjelaskan apa itu dividen, kami akan memberikan sedikit ilustrasi.

Misalnya ada perusahaan bakso, bakso A namanya. Bakso A itu dipecah menjadi 10 lembar saham, yang mewakili kepemilikan dari bisnis bakso tersebut. Anda misalnya punya 2 lembar saham bakso A tadi, yang berarti Anda punya 20 persen kepemilikan saham di perusahaan tersebut.

Setelah setahun berjualan, ternyata bisnis bakso A untung bersih 10 juta rupiah. Berarti, Anda sebagai pemegang 20 persen kepemilikan sahamnya, berhak atas 20 persen dari keuntungan tersebut. Yang berarti, 20 persen dari 10 juta adalah 2 juta rupiah. Singkatnya, itu adalah dividen.

Kenapa singkatnya? Karena ada istilah selanjutnya, yaitu Dividen Payout Ratio. Anda jangan bingung dulu mentang-mentang ini adalah istilah bahasa inggris, bukan berarti kita nggak bisa mengerti, okay?

Jadi kan tadi untung 10 juta rupiah dalam 1 tahun. Kalau mau gampang, bagi saja langsung keuntungan tersebut kepada seluruh pemegang saham si bakso A. Sudah, selesai tanpa pakai ribet. Kalau Anda punya 1 lembar Anda dapat 1 juta, kalau 2 lembar ya 2 juta, dan seterusnya.

Tapi dalam dunia nyatanya, sebuah perusahaan itu membutuhkan uang untuk bisa berkembang. Kalau 10 juta tadi dibagi semuanya ke pemegang saham, nanti bisnisnya stagnan, bagaimanaana? Atau justru turun?

Dalam bisnis bakso A ini, supaya bisnisnya berkembang, sebagian uang tadi bisa digunakan untuk menambah modal. Misalnya, untuk membeli gerobak baksonya, biar menjadi ada 2 gerobaknya. Atau menambah tempat duduk dan mangkoknya. Jadi nanti yang beli akan bisa lebih banyak lagi karena kursi dan mangkoknya tersedia lebih banyak. Dan lain-lain.

Tujuannya apa? Tujuan membeli barang-barang modal tersebut adalah tidak lain tidak bukan, supaya tahun depan kalau bisa bertambah lagi penjualannya. Yang ujung harapannya adalah untung bersihnya bertambah juga, lebih daripada tahun 2019 ini.

Atau misalnya tidak dibelikan sesuatu, tidak dibelikan untuk menambah modal usaha. Uangnya bisa disimpan oleh perusahaan sebagai dana cadangan kalau-kalau bisnisnya ada gangguan. Jadi tidak langsung bangkrut ketika bermasalah.

Balik lagi ke Dividen Payout Ratio, 10 juta tadi, berarti pilihannya ada 2 nih sekarang. 1, laba bersihnya dibagikan semuanya ke pemegang saham, dan pilihan kedua, laba bersihnya sebagian dikasih ke pemegang saham, sebagian lagi masuk ke kantong perusahaan.

Menentukannya bagaimana? Biasanya di awal tahun selanjutnya akan ada rapat umum pemegang saham. Di sana akan dikasih tahu sama pemimpin perusahaannya berapa persen masuk ke kantong pemegang saham, berapa persen ditahan untuk kepentingan perusahaan.

Misalnya 40 persen untuk pemegang saham, 60 persen lagi berarti disimpan di perusahaan tersebut. Yang berarti, dividend payout ratio (rasio pembayaran dividen) 40 persen.

Kalau dalam kasus bisnis bakso tadi, yang untung bersihnya 10 juta, berarti akan ada 4 juta yang dibagikan ke seluruh pemegang saham. Karena Anda punya 20 persen dari saham tersebut, berarti Anda berhak atas 20 persen dari 4 juta yang akan dibagikan ke pemegang saham tadi. Okay?

Sampai di sini bisa dipahami? Lanjut ya. Kami akan jelaskan istilah-istilah selanjutnya. Ketika lagi musim pembayaran dividen, suka banyak tuh artikel di koran lah, atau online lah, atau dimanapun, membahas tentang "Perusahaan X akan bagi dividen, catat tanggalnya!" Yang waktu Anda klik, isinya bikin Anda bingung.

Cara bacanya bagaimana ini? Biasanya orang itu pada bingung karena ada 4 istilah ini dalam artikel tersebut.

Contohnya ada cum date, ex date, recording date, dan payment date. Cum date, yang kepanjangannya adalah cumulative date, adalah hari terakhir dimana, kalau Anda beli saham Saratoga atau SRTG di tanggal 25 juni, berarti nama Anda nanti akan tercatat sebagai pemegang saham yang berhak untuk dapat dividen atau bagi hasil dari bisnis yang Saratoga lakukan dalam 1 tahun kemarin, tahun 2019.

Kalau Anda beli besoknya, tanggal 26 atau 27 juni, masih dapat dividen atau tidak? jawabannya adalah tidak. Karena cum date sendiri adalah hari terakhir Anda bisa dapet kesempatan dapet dividen itu.

Kalau belinya sebelum tanggal 25 juni? Misalnya bulan sebelumnya, apakah dapat dividen? Jawabannya adalah tergantung. Kalau Anda jual saham tersebut sebelum tanggal 25 selesai, nama Anda tidak akan tercatat dalam pemegang saham yang berhak dapat dividen.

Tapi kalau misalnya Anda beli saham Saratoga sebelum tanggal cum date, dan Anda tetap tidak menjualnya sampai penutupan pasar tanggal 25 berakhir, nama Anda akan masuk ke dalam daftar penerima dividen. Okay?

Nah, yang kedua ada ex date, atau kepanjangannya expired date. Apa itu? Itu adalah hari dimana ketika Anda beli sahamnya pada tanggal segitu, Anda tidakak akan masuk ke dalam daftar pemegang saham yang akan dapet dividen. Kan kesempatan terakhirnya ada di tanggal cum date, ya kan? Namanya saja expired date, berarti tawarannya udah expired, sudah tidak bisa.

Tapi misalnya Anda sempat beli di tanggal 25 dan menahan saham Saratoga sampai tanggal 25 berakhir, Anda mau jual sahamnya di hari ex date, itu bisa. Dan Anda tetap jadi penerima dividen walaupun Anda sudah jual sahamnya di hari ex date. Gimana? Mengerti tidakak?

Karena apa? Karena Anda sudah beli sahamnya dan Anda tidak menjual sahamnya sampai tanggal cum date selesai. Jadinya Anda tetap berhak dapet dividen dari saham tersebut. Sederhana.

Memang agak muter-muter, tapi menurut kami mudah dipahami. Mungkin yang nanti bikin Anda bingung adalah, ada tulisan cum date pasar reguler, pasar negosiasi, pasar tunai.

Sebenarnya ini mudah. Intinya, kalau kita sebagai pembeli saham yang lewat aplikasi sekuritas, itu disebut sebagai pasar reguler. Pasar biasa-biasa saja, lewat jual-beli yang terjadi di pasar modal, di hari perdagangan. Untuk pasar negosiasi dan pasar tunai bisa Anda abaikan dulu. Fokus saja ke pasar reguler, karena kita umumnya belanja di sana.

Selanjutnya, ada recording date. Ini adalah tanggal yang Anda sebagai pemegang saham tidak usah ngapa-ngapain. Tanggal ini adalah pemberitahuan kepada kita semua bahwa nama-nama pemegang saham yang berhak dapet dividen akan direcord atau dicatat di tanggal ini oleh si perusahaan.

Nah, selanjutnya ada payment date, atau bisa juga ditulis sebagai distribution date. Ini adalah hari yang sama-sama kita tunggu, yaitu hari pembayaran dividen tersebut, dengan catatan Anda punya sahamnya dan Anda tidak menjualnya sebelum hari cum date selesai.

Dikirim kemana uang si dividen ini dikirimnya ke rekening dana investor masing-masing dari kita. Nanti akan langsung masuk hari itu juga. Apa itu rekening dana investor yang sudah kita bahas pada post sebelumnya yang berjudul Gambaran Bagaimana Cara Membeli Saham

Yang terakhir, ada istilah namanya dividen yield. Misalnya ada saham B mau bagi-bagi dividen, saat ini harga sahamnya adalah 100 perak di pasar selembarnya. Kemudian datang pengumuman, di situ tertera bahwa, "saham B akan bagi-bagi dividen 5 perak per lembarnya." Yang berarti, di harga sekarang 100 perak, dividen yield nya adalah 5 persen.

SUdah deh, begitu saja. Kami rasa cukup ya, istilah-istilah mengenai dividen nya.

Next. Nah, pertanyaan selanjutnya nih, saham apa aja yang rutin bagi-bagi dividen tiap tahunnya? Ada banyak. Contohnya ada saham seperti Bank BRI, Mandiri, BCA, BNI. Terus ada Unilever, Gudang Garam, Sampoerna, Indofood, Telkom, Astra, dan lain-lain.

Untuk list yang lebih lengkapnya lagi, Anda bisa cari nih di website idx.co.id atau cari saja di Google dengan kata kunci "IDX High Dividend 2020". Itu adalah index atau daftar 20 saham yang sudah dipilih sama ahli-ahli di bursa efek, yang rutin membagi dividen setidaknya dalam 3 tahun terakhir. Dan yang dividen yield nya lumayan.

Apakah Anda sebaiknya langsung pilih saja ke 20 saham itu? Ada baiknya, menurut kami, 20 saham ini jadi titik pemberhentian pertama Anda untuk melakukan riset sendiri lebih dalam ke masing-masing perusahaan. Cari perusahaan yang cocok dan yang sekiranya bisa Anda pahami dengan mudah.

Ya sudah, segitu saja dulu. Semoga setelah ini Anda jadi bisa baca artikel mengenai dividen suatu saham dengan lebih lancar lagi ya. Semoga bermanfaat.

Post a Comment for "Pengertian Dividen dan Cara Menghitungnya"